Jumat, 05 Juli 2013

Cara Surveyor Mengukur Kolom Gedung

Kolom gedung adalah bagian tiang srukutur bangunan yang diletakan pada titik-titik tertentu sealigus berfungsi sebagai garis as gedung bagi uitzet. keberadaanya sangat penting dan perlu diperhatikan dari segi penggunaan bahan material, metodepelaksanaan sampai dengan pengukuran yang pas. Mengingat sangat fitalnya fungsi kolom ini maka angka toleransi maksimal kesalahan dalam mengukur adalah 1mm. Disini kita akan coba menjelaskan tentang cara surveyor mengukur kolom gedung. Sebelumnya kita gali terlebih dahulu bagaimana sebenarnya syarat pengukuran kolom yang baik dan apa saja alat yang dibutuhkan untuk mengukur.
Syarat ukuran kolom yang baik
  1. Tegak, tidak miring karena dapat menyebabkan gedung miring, retak atau bahkan runtuh.
  2. Berada pada titik rencana, tidak bergeser atau meleset.
  3. Ketinggian kolom sesuai elevasi rencana, pembuatan kolom beton bertulang yang lebih tinggi dari rencana berarti ada pekerjaan bobok beton, pembuatan kolom beton yang lebih rendah dari tinggi rencana berarti harus melakukan cor ulang untuk menyambung.
Macam-macam istilah dalam pengukuran kolom gedung
  • As kolom adalah titik pusat tempat kolom berdiri.
  • Garis pinjaman, bisa berupa garis sejauh 1 m dari as kolom, sedangkan pinjaman elevasi bisa berupa garis setinggi 1m dari finishing lantai. Pinjaman berfungsi untuk mempermudah pengukuran.
  • Elevasi adalah ketinggian bagian bangunan.
Peralatan untuk mengukur kolom
  1. Water pass atau teodolit.
  2. Rambu ukur
  3. Sipatan lengkap dengan benang dan tinta hitam.
  4. Sikat untuk membersihkan beton sebelum disipat.
  5. Meteran.
  6. Pensil.
  7. Unting-unting untuk mengukur ketegakan kolom.
  8. Dan alat lainya menyesuaikan kebutuhan.
Cara surveyor mengukur kolom gedung
  1. Menyiapkan semua peralatan ke lokasi kolom yang akan diukur.
  2. Membaca gambar shopdrawing untuk melihat letak posisi kolom, bentuk dan ukuranya.
  3. Memasang teodolit tepat diatas garis pinjaman tegak lurus dengan lantai dibawahnya, menyetel alat sehingga benar-benar tegak, datar dan siku dar garis pinjaman bangunan.
  4. Membidik teodolit pada area kolom yang akan diukur, surveyor lainya memegang pensil untuk diarahkan posisi titik yang pas sesuai hasil bidikan teodolit sehingga ditemukan dua titik rencana garis pinjaman.
  5. Menyipat dua titik pinjaman dengan alat sipatan sehingga membentuk garis pada lantai beton.
  6. Mengukur posisi kolom berdasarkan garis pinjaman, jika pinjaman 1 m maka posisi as kolom adalah sejauh satu meter dari garis pinjaman.
  7. Setelah penentuan titik kolom selesai maka bisa dilanjutkan dengan pemasangan besi tulangan dan bekisting. Lalu mengecek jarak bekisting dari garis pinjaman apakah sudah sesuai atau belum.
  8. Pengukuran ketegakan bekisting dengan unting-unting pada dua sisi yang berbeda.
  9. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang pas dan benar-benar tegak maka bisa dilakukan pekerjaan pengecorann, pengukuran tinggi kolom saat pengecoran bisa dilakukan dengan cara mengukur sisa cor dari puncak kolom.
Begitulan kurang lebih cara surveyor mengukur kolom gedung bertingkat tinggi, cara lain tentu saja masih banyak karena yang namanya teknologi itu terus berkembang sesuai dengan kreatifitas dan inovasi yang telah kita upayakan :- )

0 komentar:

Posting Komentar